• Jelajahi

    Copyright © Liputanbhagasasi
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Investigasi Kasus Keracunan Program MBG di Jawa Barat: Orang Tua Soroti Pengawasan dan Distribusi

    Liputanbhagasasi
    Kamis, 25 September 2025, 13:31 WIB Last Updated 2025-09-25T06:31:46Z



    Liputanbhagasasi.com, Bandung, 25 September 2025 – Insiden keracunan makanan yang menimpa puluhan siswa di beberapa sekolah di Jawa Barat usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) menimbulkan tanda tanya besar terkait proses distribusi dan pengawasan program unggulan pemerintah tersebut.


    Berdasarkan kronologi yang dihimpun, gejala keracunan mulai muncul beberapa jam setelah siswa mengonsumsi paket makanan MBG yang dibagikan pada jam istirahat siang. Sejumlah siswa mengeluh mual, pusing, hingga muntah. Dalam waktu singkat, laporan serupa muncul dari sekolah-sekolah lain yang juga menerima menu serupa. Beberapa siswa bahkan harus mendapatkan perawatan intensif di fasilitas kesehatan.


    Orang tua murid menilai lemahnya pengawasan distribusi menjadi salah satu penyebab utama. “Anak saya cerita, makanannya terasa sudah tidak segar. Kalau distribusinya jauh dan tidak diawasi ketat, wajar saja makanan cepat basi. Pemerintah harus benar-benar periksa rantai distribusi ini,” ungkap salah satu wali murid.


    Selain itu, kualitas penyedia katering yang dipilih pemerintah juga menjadi sorotan. Ada dugaan sebagian vendor belum memiliki standar higienitas dan manajemen penyimpanan makanan yang baik. “Kalau vendor dipilih hanya berdasarkan harga murah tanpa uji kualitas, ya beginilah akibatnya. Anak-anak jadi korban,” tegas orang tua siswa lainnya.


    Dinas Pendidikan Jawa Barat bersama Dinas Kesehatan kini tengah melakukan investigasi menyeluruh. Sampel makanan telah dibawa ke laboratorium untuk memastikan kandungan yang menyebabkan keracunan massal. Sementara itu, pemerintah provinsi mengaku akan meninjau ulang mekanisme pemilihan penyedia MBG.


    “Program ini niatnya mulia, untuk menambah gizi anak-anak. Tapi implementasi harus sesuai standar. Kami akan evaluasi, dari pemilihan vendor, penyimpanan, hingga distribusi ke sekolah-sekolah,” ujar perwakilan Disdik Jabar.


    Orang tua menuntut hasil investigasi diumumkan secara transparan serta ada jaminan perbaikan. “Jangan hanya janji evaluasi. Kami ingin ada kepastian bahwa makanan anak-anak benar-benar aman. Kalau tidak, program ini bisa jadi bumerang,” tutur seorang wali murid dengan nada tegas.


    Kasus keracunan MBG ini diperkirakan akan menjadi titik kritis dalam evaluasi program, apakah benar-benar bisa meningkatkan gizi siswa atau justru membahayakan jika pelaksanaannya tidak dibenahi.


    Kasus ini diperkirakan akan menjadi bahan evaluasi besar bagi sistem pelaksanaan MBG di seluruh sekolah di Jawa Barat dan Daerah lainnya. (Bachtiar/Red)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini